Program audit pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk penjualan dan. SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSIBAB IPENDAHULIANKetika memilih sampel dari popuasi, uditor berusaha untuk memperoleh sampel yang representatif. Sampel representatif (representative sample) adalah sampel yang karakteristiknya hampir sama dengan yang dimiliki oleh populasi. Dalam praktek, auditor tidak pernah mengetahui apakah suatu sampel bersifat representatif, bahkan setelah semua pengujian selesai dilakukan. Satu satunya cara untuk mengetahui apakah suatu sampel bersifat representatif adalah dengan melakukn audit lebih lanjut atas populasi secara keseluruhan.
Akan tetapi, auditor dapat meningkatkan kemungkinan sampel dianggap representatif. Hasil sampel dapat menjadi nonrepresentatif akibat kesalahan nonsampling atau kesalahan sampling. Risikodari dua jenis kesalahan yang terjadi tersebut disebut sebagai risiko nonsampling. Kduanya dapat dikendalikan. Risiko nonsampling (nonsupling risk) adalah risiko bahwa pengjian audit tidak menemukan pengecualian yang ada dalam sampel. Prosedur audit yang tidakfektif untuk mndeteksi pengecualian uang diragukan adalah dengan memeriksa sampel dokumen pengiriman dan menentukan apakah masing masing telah dilampirkan ke faktur penjualan, dan bukan memeriksa sampel salinan faktur penjualan untuk menentukan apakah dokumen pengiriman telah dilampirkan. Dalam kasus ini auditor telah melakukan pengujian dengan arah yang salah karena memulainya dngan dokumen pengiriman dan bukan salinan fakturpenjualan. Prosedur audit yang dirancang dengan cerma, instruksiyang tepat, pengawasan, dan review merupakan cara untuk mengendalikan risiko nonsampling. Risiko sapling (sampling risk) adalah risiko bahwa auditor mencapai kesimpulan yang salah karna sampel populasi yang tidak representatif. Risiko sampling adalah bagian sampling yang melekat akibat pengujian lebih sedikit dari populasi secara keseluruhan. Jika populasi sebenarnya memiliki tingkat pengecualian, uditir menerima populasi yang slah karenaa sampel tidak cukup mewakili populasi. Kategori tersebut srerupa karena keduanya melibatkan tiga tahap : 1. Pemilihan sampel melibatkan keputusan bagaimana sampel dipilih dari populasi. Auditor baru dapat melksanakan pengujian audit hanya setelah item sampel dipilih. Pengevaluasian hasil adalah penarikan kesimpulan berdasarkan pengujian audit. Tindakan. Langkah. Karena alasan tersebut penggunaan sampling nonstatistik sering kali disebut dengan sampling pertimbangan (jidgemental sapling)Baik pemilihan sampel probabilistik maupun nonprabobalistik berada pada langkah 2. Apabila menggunakan pemilihan sampel probabilistik (probabiistic sampel selection) auditor memlih cara acak item item sehingga setiap item populasi memiliki item probabilitas yang sama untuk dimasukkan dalam sampel. Dalam tagihan terdapat beberapa dokumen, diantaranya adalah faktur penjualan, file transaksi penjualan. Dalam mengkonversi program audit. Prosedur audit untuk pengujian pengendalian dan. Dan Program Audit 2 I Made R. Natawidnyana, Ak., CPMA. Diuji apakah telah dijurnal dan jumlah yang. Perancangan program audit untuk pengujian pengendalian atas transaksi penjualan kredit dilaksanakan melalui lima tahap berikut ini. Proses ini memerlukan ketelitian yang sangat tinggi dan menggunaan salah satu dari beberapa metode yang telah dibahas secara singkat. Dalam pemilihan sampel nonprobabilistik (nonprobabilistik sample selection), auditor memilih item sampel dengan menggunakan pertimbangan yang profsional dan bukan metode probabilistik. Auditir dapat menggunakan salah. Akan tetapi, jauh lebih lebih penting bahwa kedua metode itu deterapkan dengan hati- hati. Semua langkah dalam proses harus diikuti dengan hati- hati. Jika sampling statistik digunakan, sampel harus bersifat probabilistik dan metode evaluasi statistik yang tepat harus dingunakan dengan sampel untuk melakukan perhitungan risiko sampling. Auditor juga dapat melakukan evaluasi nonstatistik apabila menggunakan pemilihan probabilistik, tetapi jarang dapat diterima mengevaluasi sampel nonprobabilistik dengan menggunakan metode statistik. Ada tiga jenis metode pemilihan sampel yang sering kali dikaitkan dengan sampling audit nonstatistik . Sementara itu, ada empat jenis metode pemilihan sampel yang sering kali dikaitkan dengan sampling audit statistik, yang semuanya bersifat probabilistik. Karena metode tersebut tidak didasarkan pada probabilitas matematika, keterwakilan sampel mungkin sulit ditentukan. Dalam pemilihan sampel terarah (directed sample selection) auditor dengan sengaja menilih setiap item dalam sampel berdasarkan kriteria pertimbangannya sendiri ketimbang menggunakan pemilihan acak. Pendekatan yang umum digunakan termasuk : Pos yang paling mngkin mengandung salah saji. Auditor sering kali mampu mengidentifikasi pos populasi mana yang mungkin mengandung salah saji. Pos yang mengandung karakteristik populasi terpilih. Dengan memilih satu atau lebih pos yang memiliki karakterisitik populasi yang berbeda, auditor mungkin bisa merancang sampel agar regresentatif. Cakupan nilai uang yang besar. Auditor kadang kadang dapat memilih sampel yang meliputi bagian total nilai uang bagian populasi yang besar sehingga mengurangi risiko penarikan kesimpulan yang tidak tepat dengan tidak memeriksa pos pos yang kecil. Dalam pemilihan sampel blok (block sample selection), auditor memilih pos pertama dalam satu blok, dan sisanya dipilih secara berurutan. Biasanya penggunaan sampel blok hanya dapat diterima jika jumlah blok yang digunakan masuk akal. Jika hanya segelintir blok yang digunakan probabilitas memperoleh sampel nonpresentatif. Dalam kasus semacam itu, auditor memilih item populasi tnpa memandang ukurannya, sumber,atau karakteristik lainnya yang membedakan. Karena pelatihan auditor dan bias yang tidak disengaja, item populasi tertentu akan lebih besar kemungkinannya untuk dimasukkan dalam sempel ketimbang yang lainnya. C. Untuk sampel probabilistik, auditortidakmenggunakan pertimbangan mengenai item atau po sampel mana yang akan dipilih, keculi dalam memilih mana dari epat metode pemilihan yang akan digunakan. Dalam sampel acak (random sample)sederhana, setiap kombinasi dari item populasi yang mngkin memiliki kesempatan untuk dimasukkan dalam sampel. Tabel angka acak. Jika auditor memperolehsampel angka acak sederhana, mereka harus menggunakan metode yang memastikanbahwa semua item dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih. Angka acakadalah serangkaian dari digit yang memiliki probabilitas yang sama untuk muncul selama jangka panjang dan tidak memiliki pola yang dapat diidentifikasi. Sebuah tabel angka acak (random number table) memiliki digit acak dalam bentuk tabel dengan baris dan kolom yang telah diberikan nomor. Auditor memilih sampel acak dengan pertama membentuk korespondensi antara nomer dokumen klien yang akan dipilih dan digit pada tabel angka acak. Angka acak yang dihasilkan komputer. Sebagian besar sampel yang digunakan auditor dihasislkan oleh komputer dengan menggunakan salah satu dari tiga jenis program : spreadsheet elektronik, generator angka acak, dan perangkat lunak audit yang tergenarilisasi. Program komputer menawarkan beberapa keunggulan : penghematan waktu, berkurangnya kemungkinan kesalahan auditor dalam memilih angka, dan dokumentasi otomatis. Karena sebagian besar auditir memiliki akses ke komputerdan ke spreadsheet elektronik atau. Keunggulan dari pemilihan sistematis adalah lebih mudah digunakan. Dalam sebagian besar populasi, sampel sistematis dapat diambil dengan cepat dan pendekatannya secara otomatis akan menempatkan nomor lain dalam urutan, yang membuatnya lebih mudah dalam mengembangkan dokumentasi yang sesuai. Dalam banyak situasi audit, jauh lebih menguntungkan memilih sampel yang menekankan item item populasi dengan julah tercatat yang lebih besar. Ada dua cara untuk memperoleh sampel semacam itu : 1. Metode ini disebut sebagai sampling dengan probabilita yang proporsional dengan ukuran (pps), dan dievaluasi dengan menggunakan sampling nonstatistik atau sampling statistik unit moneter. Hal ini disebut sebagai sampling bertahap, dan dievaluasi dengan menggunakan sampling nonstatistik. Persentase ini disebut sebagai tingkat keterjadian (accurence rate) atau tingkat pengecualian(exception rate). Sebagai contoh jika auditor menetukan bahwa. Karena itu, auditor menggunakan secara ekspensif sampling audit yang mengukur tingkat pengecualian ketika melakukanpengujian pengendalian dan pengujian ekspensif atas transaksi. Perihal jenis pengecualian ketiga, biasanya auditor harus mengestimasi jumlah total dolar dari pengecualian itu karena mereka harus memutuskan apakah salah saji yang ada bersifat material. Jika ingin mengetahui jumlah salah saji, auditor akan menggunakan mode yang mengukur nilai uang, bukan tingkat pengecualian. Istilah pengecualian (exception) harus dipahami sebagai mengacu pada deviasi dari prosedur pengendalian klien maupun jumlah yang salah secara moneter, apakah hal itudisebabkan oleh kesalahan akuntansi yang tidak disengaja atau penyebab lainnya. Istilah deviasi (deviation) terutama mengacu pada penyimpangan dari pengendalian yang telahdigariskan. Karena itu auditor berfokus pada batas estimasi interval, yang disebut tingkat pengecualian atas yang dihitung(computed upper exception rate = CUER) atau yang diestimasi dalam melakukan pengujian pengendalian dan pengujian supstantif atas transaksi. Dengan menggunakan angka dari contoh sebelumnya, auditor dapat menyimpulkan bahwa CUER untuk dokumen pengiriman yang hilang adalah 4% dengan risikosampling sebesar 5% yang berarti auditor menyimpulkan bahwa tingkat pengecualian populasi tidak lebih besar dari 4% dengan risiko sebesar 5% tingkat pengecualian itu akan melampaui 4%. Setelah dihitung, auditor dapat mempertimbangkan CUER dalam konteks tujuan audit khusus. Sebagai contoh, jika pengujian dilakukan atas dokumen pengiriman yang hilang, auditor harus menentukan apakah tingkat pengecualian sebesar 4%. Langkah langkah tersebut dibagi menjadi tiga tahap yang telah digambarkan sebelumnya. Auditor harus mengikuti langkah langkat tersebut dengan cermat untuk memastikan diterapkannya persyaratan audit maupun sampling dengan benar. Merencanakan sampel. Biasanya, auditor mendefinisikan tujuan pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi sebagai . Auditor harus memeriksa program audit dan memilih prosedur audit dimana sampling audit dapat diterapkan. Audit Siklus Penjualan & Penagihan. Get the full title to continue reading from where you left off, or restart the preview.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
December 2016
Categories |